Thursday, February 18, 2016

Pencarian Jati Diri

Hai kalian semua!
Semangat pagi, Indonesia!
Pernahkah aku menceritakan kegalauanku akhir-akhir ini? Oh ya. Kalau belum, mari akan aku ajak kalian masuk ke dalam dunia pergalauanku juga. 

Aku, Firda, 19tahun dan masih belom menemukan jati diriku. Bagaimana bisa? Kenapa harus dipikirkan sekarang? Ada apa denganku?
Slow down, aku bakal ceritain dari awal kenapa aku bisa mikir sampek ke situ.


Suatu malam aku merasakan suatu hal yang paling menjemukan, yaitu bosan. Bosan itu merupakan perasaan yang paling membosankan, bukan? So, sebelum aku mati kebosanan, aku memutuskan untuk travelling di YouTube, iseng scroll liat rekomendasi video dari situs tersebut.
Karena aku subscribe akun malesbanget.com, di situ tentera rekomendasi Jalan2Men. Aku tonton tuh video-videonya dan mulai terpukau dengan keindahan Indonesia, dengan sudut pandang yang paling memukau juga. Jalan2Men juga menyajikan pemandangan Indonesia dengan...unik. Mereka bisa pinter banget untuk editing dan buat ide tentang kelakuan konyol mereka, contohnya ada makhluk aneh terbuat dari ember yang bernama Berski. See? Idiot enough, right? But I do love it, so much!

 Di situ ada sepasang host super kece yang bernama Jebraw dan Naya. Dulu sih aku pertama kali nonton Jalan2Men yang tahun 2013, terpukaunya sama Jebraw karena...yah dia tu bego banget kan jadi kesel kesel gemes gitu liatnya. Nah, untuk edisi 2015 ini, aku lebih terpukau dengan sosok perempuan yang selalu setia bersama Jebraw. Ya, dia itu Naya Anindita.

Isenglah aku search nama "Naya Anindita" di google dan menemukan banyak hal yang memukau tentang dia. Setau dan setangkepku, dia itu bikin semacam komunitas perubahan kayak Agent of Change yang difungsikan untuk perubahan pendidikan di Indonesia. Akademik dia juga baik, dia udah tau mau jadi apa ketika menginjak kelas 2 SMA dan minta mamanya untuk belajar di Malaysia. Setelah itu Naya melanjutkan studinya di Australia, jurusan Komunikasi. Karena dia anak komunikasi, dia mencoba-coba untuk masuk ke berbagai lowongan pekerjaan kayak stasiun televisi dan lain sebagainya. Dengan menyoba-coba itulah kemudian dia stuck pada satu pilihan. Satu hal yang memang menjadi passion dia, yaitu tentang making film.

Setelah mengetahui bahwa making film merupakan apa yang dia sukai, dia pun explore dan belajar banyak hal tentang itu. Apapun tentang film membuatnya sangat bergairah, I can see it on her eyes when she talked about the project of filming. Matanya bercahaya dan semangatnya membara, bikin siapapun yang ngeliat itu pasti ikutan senyum dan bahkan ikut kecipratan kobaran api semangatnya.

Aku search film-film yang dia buat dan itu lucu juga. Masterpiece dia mungkin baru Anna & Ballerina but I cant wait to see it! Oh pls, I adore her. Dia selalu terlihat bersemangat, gila, suka explore, cerdas, apa adanya, dan bener-bener anak muda banget yang perlu aku contoh!
Yah. Aku contoh.

Selain figure Naya Anindita, aku pun menemukan figur lain yang lebih dahulu menginspirasi aku. Siapa lagi kalau bukan Maudy Ayunda. Maudy itu...amazing. I mean, dia seseorang yang masuk ke dunia entertainment yang kebanyakan gagal di dunia akademik. Namun Maudy membuktikan bahwa jika ada kemauan dan mau berusaha lebih dari yang lain, kita akan menjalani keduanya dengan balance.

You see it? Maudy Ayunda kuliah di Oxford University di London, yang kalau nggak salah mengambil jurusan gabungan antara filsafat dan ilmu politik. Dia suka banget baca buku. Inggris dia fasih banget (sampe kadang aku gak paham dia ngomong apaan). Suara dia bagus (walaupun bukan kategori bagus banget--aku mengakui). Dia bisa mainin alat musik (setauku baru gitar dan piano). Maudy juga terlihat wise dan dewasa banget. Menurutku dia lebih bagus di dunia akting daripada musik. Dia ramah juga sama Maudears.
Oh, God! I love her sooooooooooooooo much!

Yang bikin aku terpukau, pada saat seusiaku, Maudy Ayunda udah berada di konferensi (aku lupa dimana). Di situ dia pidato dalam bahasa inggris, di hadapannya ada Pak SBY dan mungkin orang-orang besar dari negara lain juga. Di usia sama kayak aku sekarang! Dia juga keterima Oxford University! Di usia ku yang sekarang!

Aku nggak paham dengan cewek-cewek cantik yang otaknya brilian. Really. Apalagi sama orang-orang yang bisa berkonstribusi untuk masyarakat di Indonesia, terlebih lagi ketika orang tersebut  merupakan REMAJA. Generasi penerus bangsa yang gemilang ini!

W-o-w!

Yah, menginspirasi. But, somehow it made me feel sad. Why so?

Bayangkan, di usia 17 tahun Naya Anindita udah bisa menentukan apa kemauannya dengan tegas. Dia ingin masuk ke bidang komunikasi!

Maudy Ayunda di usia 18tahun udah bisa hadir dalam konferensi, diterima di Oxford University!

Aku nggak bisa menyampaikan bagaimana bisa aku sangat terpukau dengan mereka dan bagaimana memukaunya mereka, tapi perasaan ini ada. Aku iri sama mereka. Saat aku melihat orang yang berada di atasku, yang ku lakukan malah menunduk. Menatap bayanganku di air dan meratapi nasib.

Bagaimana bisa? Ya. Aku udah 19 tahun sekarang dan apa yang telah aku lakukan? Konstribusi apa yang telah ku berikan untuk masyarakat? Jasa orang tua yang mana yang pernah ku tebus? Apakah hal yang bisa ku lakukan sendirian? Dimanakah tempat terjauh yang pernah ku lampaui?

There's nothing. I'm nothing. I'm not good enough to be agent of change. And I realized it.

Aku merasa bahwa I want to RULE this world, at least Indonesia. Aku ingin membangun Indonesia dengan gerakan perubahan. Namun gebrakan apa yang bisa ku buat? Apa yang bisa ku lakukan sekarang? Aku cuman gadis biasa, yang belum menemukan banyak relasi. Namun aku sudah terlalu tua untuk memulai. Nggak ada kata terlambat, I know it. But, I feel sorry cause I just realized it. Kenapa nggak dari zaman SMA? Ketika belum terlalu padat dengan segala macam tetek bengek macam ini? Kenapa baru sekarang?

Bahkan aku pernah menangisi ketidakberdayaanku.

Ketika terjadi hal di Indonesia seperti asap, aku hanya bisa menangisinya karena aku nggak bisa membantu apa-apa. Ya, aku udah turun ke jalan, penggalangan dana. Tapi aku ngerasa itu belum cukup! I need more! Aku pengen bener-bener turun ke masyarakat dan membantu sebisaku. Namun aku bisa apa? AKU INI SIAPA?

Banyak sekali remaja zaman sekarang yang belum memikirkan hal sejauh apa yang aku pikirkan. Tapi aku nggak peduli. Nggak semua orang akan jadi sukses, bukan? Nggak semua memiliki impian setinggi aku, bukan? Nggak semua orang memiliki vision sejauh aku, bukan?

Terkadang aku bersyukur dengan semua ini, tapi terkadang aku juga terbebani oleh ini semua. Bagaimana cara aku bisa memulainya? Sekarang aku malah mengikuti organisasi kampus yang sudah selama 4bulan ku ikuti namun masih juga belum ku temui manfaatnya selain haha-hihi. Yah, mungkin relasi. Ya, kita sangat membutuhkan relasi di segala kesempatan.

Susah menemukan orang yang satu visi misi dengan kita. Susah untuk menemukan orang yang mau berlari mengejar masa depan bersama ku. Mereka lebih suka terlena dengan lumpur hisap yang semakin lama semakin menenggelamkan. Dan yang sangat disesalkan ketika mereka bahkan menyadari hal itu namun tidak ada upaya untuk bangkit.

God, I need to move! Aku harus membuat gebrakan! Aku harus menemukan harga diriku dan aku harus memberikan apa yang aku punya untuk masyarakat Indonesia! Karena aku belum cukup kaya untuk share harta, mungkin aku akan memulai dengan menyumbang jasa, selagi aku masih muda dan kuat untuk melakukan berbagai kegiatan. Ditambah dengan semangat yang berapi-api.

Aku memulai dengan...malam ini. Cari tau komunitas yang bisa menjembatani aku dengan masyarakat Indonesia. Awalnya sih aku pengen ikutan komunitas teater di Jogja, tapi kemudian aku menemukan website youthyakarta.com dan mendapati banyak banget komunitas di situ! Ada kategori komunitas sosial dan komunitas hobi. Aku coba sisir satu persatu dan follow twitter akun-akun komunitas yang sekiranya aku bisa berpartisipasi. Di antaranya kegiatan kayak mengajar, penghijauan, bagi-bagi makanan, peace community, dan masih banyak lagiii. Aku udah memulai langkah awal untuk mendapatkan informasi tentang komunitas dan kegiatan sosial yang aku cari. Tinggal nunggu open volunteer dan aku pun bisa menemukan relasi yang sekiranya sevisi misi dan bahkan mungkin bisa aku compare dengan visi misiku, jadi visi misiku lebih berkembang dan matang!

I REALLY CAN'T EVEN WAIT!

Sebenernya ada yang masih menghambatku. Di sini aku memang masih berada di dua alam. Masih ngambang. Kenapa gitu?

Nggak sombong, sih. Tapi aku merupakan salahsatu generasi muda yang hitz. I mean, aku terkenal di kalanganku dan role model beberapa orang. Aku bisa diajak ngegosip ala ala cewek gatel, bisa juga ikutin fashion yang lagi trend, bisa hang out di tempat yang hedon, bisa berada di kalangan orang menengah ke atas.

Di sisi lain juga...aku ini hanyalah seorang kutu buku. Disney freak. Aktivis dalam diam. Suka beradu argumen. Suka menerima banyak materi. Suka dengan segala hal tentang perubahan dunia, tentang Indonesia. Penyuka sastra, dan segala macam seni rupa (yang zaman sekarang tersingkirkan oleh budaya seni musik). Aku suka hal-hal tradisional. Aku pendukung budaya-budaya standar Indonesia (memberikan sesuatu ke orang pake tangan kanan) dan masih banyak hal lagi.

Ada dua hal dalam diriku yang bener-bener bertolak belakang. Temen-temenku pun juga beragam. Ketika aku berada di kelompok manusia hitz, mereka cenderung untuk tidak berpikir terlalu jauh ke depan. Lebih suka menjalani yang ada sekarang dan moto mereka cenderung "let it flow". Terlalu dangkal untuk diajak berdiskusi masalah politik, pendidikan, ekonomi, sejarah, atau lain sebagainya. Mereka jarang membaca buku dan banyak mengeluhkan segala hal. Manja dan sangat larut terhadap arus globalisasi.

Aku jarang bertemu dengan orang-orang bener-bener "aku". Kalau pun akhirnya aku ketemu sama orang yang bisa diajak diskusi, itu pun aku menemukan orang yang udah lanjut usia (25tahun) kayak Mas Frans maupun Mas Mahessa. Ada juga beberapa orang yang bisa ku ajak diskusi. Tapi tetap ada tapinya. Mereka memiliki pengetahuan yang sangat jauh melampauiku, yang membuat aku terlihat dan merasa dangkal di depan mereka. Topik bahasanku dangkal banget di depan mereka. Membuat aku terlihat bodoh karena terpukau dengan apa yang mereka sampaikan tentang ide-ide yang ada dalam otak mereka. Apalagi kalau mereka mengeluarkan jargon dari ilmu mereka yang aku nggak paham. Bener-bener ngerasa idiot.

Untuk orang generasiku, orang yang juga memiliki pikiran dan pandangan, jarang. Apalagi kalau dia cewek. Jarang banget.

Kemudian aku merasa minoritas. Dan kembali sedih.

Kenapa aku takut untuk terjun di dunia "ku"? Apa aku takut untuk dianggap freak?
You know? Terkadang doing nothing itu menggiurkan, itulah yang membuat aku kembali terseret dengan mereka yang tidak terlalu memikirkan masa depan. Mereka yang tidak terlalu mementingkan masa depan, cenderung akan mengejek jika aku sudah memikirkan segala hal.
Sedih lagi.

Semua butuh proses.

Ini demi diriku dan misiku dalam pencarian jati diri.

Aku akan berusaha untuk melangkah perlahan. Ya. Cukuplah perlahan, namun pastikan untuk melangkah dengan pasti. Perlahan namun tidak lagi mundur.

Semua diawali oleh beberapa komunitas ini.

Ya Allah, ridhoilah jalan yang ku pilih. Berikan aku kesempatan untuk bisa berkonstribusi untuk masyarakat Indonesia. Ridhoilah aku untuk dapat menemukan jati diriku dan untuk apa aku dilahirkan.
#yolo





No comments:

Post a Comment